Gunung Cikuray 2821 mdpl: Pendakian yang masih Remedial

Haloo masyarakat masa kini..

SELAMAT TAHUN BARU YAAAAA!! 

Maapkeun si empunya blog belum apdet lagi selama 2016 ini. Maklum, lagi sibuk cari nafkah. Buat modal. modal kaweeeennn nikah. Uhuy..

Baca Juga : Mt. Pelaminan, 1902 mdpl

Oke skip. 

Jadi, di postingan kali ini, gue mau ngereview sedikit tentang pendakian ke cikuray pada awal tahun kemarin. Udah lama banget sih yaa, maklumin aja kalo ada yang lupa-lupa dikit nyak. 



Tepatnya, akhir maret lalu, gue bersama teman-teman seperAlayan melakukan pendakian ke gunung cikuray, Garut – Jawa Barat. Awalnya, tim pendakian ini ada sekitar 15-an orang, yaitu gabungan temen-temen UNJ dan temen-temen dari Tangerang. Tapi, ya seperti biasa, menjelang hari keberangkatan tim pendakian pun berguguran. Hemmph, sudah biasak sih.

Baca Juga : Gunung Munara, Obat Hati yang sedang Gundah Gulana

Bergugurannya tim pendakian kali ini disebabkan karena jadwal pendakian yang mepet solat jumat. Kubu ikhwan dibuat galau perihal solat jumat di atas gunung. Diskusi di grup semakin alot, hadist-hadist dan ayat-ayat tentang solat jumat dikeluarkan. Hingga akhirnya tersisa LIMA orang yang masih bertahan untuk melakukan pendakian ke Cikuray. 

Gue, Farha, Nina, Aang dan Neo nekat melanjutkan perjalanan. 3 orang cewek dan 2 orang cowok. Komposisi yang kurang pas sih sebenernya karena cikuray itu cukup tangguh, tidak ada sumber air diatas. Agak kasian juga sama cowoknya mesti memikul banyak beban. 

Tim Pendaki

Kamis, 24 Maret 2016 

Sekitar jam 19.30, Gue berangkat dari tempat kerja di daerah BSD untuk menuju meeting point di daerah Gaplek, Ciputat. Setelah semua tim berkumpul, kami pun berangkat naik bus jurusan Jakarta-Garut, dengan biaya sebesar Rp 50.000 (lumayan murah). Kami berangkat sekitar pukul 23.00 dan sampai di garut tepat subuh sekitar jam 05.00 WIB. 

Jumat, 25 Maret 2016 

Sampai di terminal Garut, langsung cus solat subuh, poles-poles muka dikit, bersih-bersih, sarapan dan re-packing. Sebelum nanjak kami belanja di alfamart dekat terminal, membeli asupan untuk diatas nanti. Kami beli air mineral 1,5 L sekitar 20 botol. Aduhay, kebayang banget beratnya kayak apa. Semua masuk di keril Neo dan Aang. Sementara untuk ceweknya masing-masing membawa 1,5L. 

Selasai packing, lanjut nyarter angkot bareng pendaki lainnya. Lupa banget berapa biaya angkot nya, kalo gak salah sih sekitar 50 ribu. Kami naik angkot sampai di pos pemancar. 

Pemancar

Di pemancar, kami bayar uang masuk sebesar Rp 10.000 (kalo gak salah ya, agak lupa dikit). sampai di pemancar, kami istirahat sebentar, ngopi-ngopi lucu sambil mengisi air. Yak, di pos pemancar ini merupakan sumber air terakhir. Diatas nanti, gak akan ada sumber air, Kecuali kalo lagi hujan. Ya tapi gak mungkin kan kita minum pake air hujan. Hihi.. 


Pos Register 

Sekitar jam 11.00 WIB, kami memulai pendakian. Sudah cukup terik ya untuk memulai pendakian (?) biarlah, mari kita nikmati saja perjalanan ini. 

Trek pertama, kami melewati perkebunan teh. Untuk trek nya sih sebenernya belum terlalu terjal, jalanannya berundak-undak, tanah licin apalagi kalo abis hujan. Tapi tetep ya, walaupun belum terjal jantung kembang-kempis juga. Ngos-ngosan bangettss. Mungkin masih penyesuaian kali yaaa. 

perkebunan teh

Selesai membelah perkebunan teh, kami tiba di pos register. Si Aang Registrasi sebentar, sementara gue dan lainnya meluruskan kaki sebentar. hahai, Baru jalan beberapa menit aja udah kepayahan. 

Tanjakan Cihuy – Pos 1 

Setelah registrasi, perjalanan dilanjutkan kembali. Trek berikutnya yaitu “Tanjakan Cihuy”, Alhamdulillah trek ini masih manusiawi untuk dilewati. 

Tanjakan cihuy huy
tuh, puncak masih jauh

wanita tangguh

Trek nya masih lumayan bersahabat, walaupun setiap tiga langkah berhenti untuk tarik napas sejenak. disini, lama kelamaan trek mulai memasuki hutan-hutan dan jalur menanjak. Perjalanan dari tanjakan cihuy sampai di pos 1 kira-kira memakan waktu sekitar 1-1,5 jam. 

Pos 1 - cikuray horor yaa.. hihi

Di pos 1 ini, kami istirahat sejenak dan juga mamam siang. Isi ulang energi karena perjalanan akan semakin berat. 

Pos 1 – Pos 2 

Nah, disini trek nya makin curam, tanjakannya tinggi-tinggi banget, ditambah hari mulai sore dan hujan mulai jatuh rintik-rintik. Cikuray pun makin terlihat serem. perjalanan menuju pos 2 ini memakan waktu sekitar 1,5 jam. 

istirahat teruss
bantu adek, bang..

Di pos 2, kami sedikit ragu, Antara lanjut menuju pos 3 atau bermalam di pos 2. Setelah diskusi sebentar, kami pun memutuskan untuk lanjut menuju pos 3. 

Pos 2 – Pos 3 

Nekat melanjutkan perjalanan menuju pos 3. ternyata perjalanan menuju pos 3 itu bener-bener sadis, tanjakan curam serasa manjat tebing, tanjakan tinggi-tinggi hanya bisa berpegangan akar, trek dengkul ketemu dagu. di trek ini, ritme perjalanan kami makin melambat. setiap satu langkah berhenti - tarik napas - minum- jalan lagi satu langkah - berhenti lagi- minum lagi. gitu terus hingga nyampe di pos 3. 

Ah, trek ini bener-bener deh gak ada bonusnya. Ditambah gue yang pendek agak susah buat nanjak, mesti ada dorongan dari bawah atau tarikan dari atas. Nasib punya kaki pendek. Selain tanjakannya yang sadis, hujan juga semakin deras, membuat perjalanan makin sulit dilalui. dan disini, cikuray makin terlihat sangar. 

Sekitar jam enam sore, akhirnya kami sampai juga di pos 3. Hari sudah gelap, hujan semakin deras, sementara tenda untuk bermalam belum didirikan. Terpaksa kami nekat hujan-hujanan sambil mendirikan tenda. Mendirikan tenda ditengah-tengah hujan deras itu ternyata PR banget ya. Sekitar 1 jam, tenda kami baru bisa berdiri. Itu pun tidak sempurna karena kami dapat lahan ditanah yang miring sehingga tenda pun agak merosot-merosot ke bawah. Oya, kami menyewa dua tenda. Tapi sayangnya, tenda yang satu lagi tidak ada frame nya. Benar-benar nasib. Alhasil, kami berlima hanya memakai satu tenda. Ya,ya,ya, ini pertama kalinya satu tenda sama cowok. Tidak boleh terulang lagi di pendakian berikutnya

Lelah berhujan-hujanan, kami pun langsung tertidur pulas. Tapi gue sendiri sih, gak bisa pulas karena merosot-merosot terus tidurnya. Lelah hayati. Ditambah, gue juga sedikit di ganggu sama penunggu cikuray. Mengesalkan. 

Pagi Hari – Pos 3 

Dingin. Badan pegal-pegal, dan perut laper. Tiga bidadari pun (Gue, Farha, Nina) langsung keluar tenda untuk membuat sarapan. 

Penampakan tenda di pagi hari - bentuknya gak jelas

sarapan bergizi
Setelah selesai sarapan, badan agak mager untuk digerakkan dan sepertinya kami tidak punya rencana untuk melanjutkan perjalanan hingga ke puncak. Sudah lelah dengan guyuran hujan kemarin, ditambah cuaca sepertinya tidak mendukung. Ya, kami tidak mau hujan-hujanan seperti kemarin lagi. Perjalanan untuk mencapai puncak juga masih jauh. Masih harus melewati 4 pos lagi. 

Dengan berat hati, kami pun memutuskan untuk turun, dan dengan berat hati pula, pendakian kami kali ini dinyatakan Tidak lulus. Ya, gapapa. Kami masih bisa remedial di tahun depan kok. Hihi.. 

turun gunung bikin dengkul mau copot

selfie dulu - bahagia walaupun gak muncak


muka bahagia berhasil turun dengan selamat

Pendakian kali ini tidak ada sunrise, tidak ada samudra awan, yang ada hanyalah hujan, badai dan kabut. Tapi tidak apa, kami tidak kecewa. Bagi kami, turun adalah pilihan yang tepat. Karena sejatinya, Pendakian itu tak melulu tentang puncak, tapi tentang bagaimana kita bisa menikmati perjalanan di setiap langkahnya. 

 -Sekian- 

No comments

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa berikan komentar juga ya ;)